KETIKA RINTIK MENJADI BADAI.
Oleh: Nikmatul H -
Mataku tertuju pada kertas
kotak yang tersimpan rapi di meja itu.
Kudekatkan diriku ke arahnya. Itu bukan
sekedar kertas, melainkan sebuah
undangan.
Seminggu lalu aku mendapatkannya
dari Fani, sahabat baikku. Melihat cover undangan itu,
rasanya
tak ada niat membukanya.
Dan
akhirnya kubiarkan tergeletak di meja.
Tapi kini kuberanikan diri membacanya.
Sebuah undangan pernikahan. Warna kuning
keemasan,
membuat undangan itu terlihat
indah. Air mataku menunggu.
Tetes demi tetes terjatuh ketika nama calon
pengantin sampai ke mataku.
ROMANTIC PUISI
Rindu Ini Milikmu
Aku tak pernah membayangkan
Rasa sayang ini tumbuh
subur dalam hati
Aku tak pernah berfikir akan begitu tersiksa
seperti saat ini Engkau telah pergi begitu lama,
begitu lama Aku hanya bisa merasakan
tanpa mampu mengatakanBerat memang
Tapi apa mau dikata ?
Kenyataan pahit dan
m...
Senja itu telah berlalu,
tetapi Dinda masih berada di
sana,
menunggu sosok yang selama ini
dia rindukan.
Ia pandangi bukit senja
itu,
tak jua ia dapati apa yang ia tunggu-tunggu.
Hingga senja merambat tua,
ia belum juga beranjak, ia masih berdiri
dan mematung. Bahkan sepertinya ia tidak
mendengar seruan
dari balik surau di bawah lereng bukit itu,
sebuah seruan
agar segera menunaikan kewajiban pada-Nya
.
SANG KEKASIH
mungkin jalan keheidupan kita
sangatlah berbeda sedangkan dirimu
bernaung di atas angin mengambang tiada
beban
sedangkan diriku
terpuruk dalam lautan yang tak pernaH
ada ujung nya. untuk
bertepi..
memeluk rasa sejuta
mimpi
tak ada sepatah kata
cinta
yang kini ku rasakan
hanyalah kebisingan dan hayalan'
yang menghantui ku setiap waktu
...
ilusi tatapan palsu
tatapan mu memberikan
ku arti sebuah jawaban palsu
dan senyum mu memberikan ku
sebuah kelukaan
hati''
perpisahan cinta kita
di ujung dermaga
kao lambai kan tangan kanan mu
sebagai salam perpisahan
untuk terahir
kali'
jikalau ku lepas kan hasrat ku
untuk selalu jujur mungkin
kah kao ada rasa seperti yang ku rasa??
Hanya ketakutan yang selalu membayangi
dan
keraguan selalu membuta kan ku’’
selembar kertas dan bolpen mini ku
sebagai ungkapan perasaan ku yang pertama
ketika cinta itu tubuh
sekilas jantung pun bergema berdetak
suara
merdu mengalunkan irama yang tak menentu
''hati
dan belahn jiwa ter enga terdiam
tanpa kata membeku bagaikan tak bernyawa''
Tidak ada komentar:
Posting Komentar